Detail Berita

Giat Bimtek Program PTM dan Keswa di Puskesmas Ampelgading

     Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

     Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (tenaga kesehatan) pada pelayanan program Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa) di Kabupaten Malang, maka diperlukan bimbingan teknis (bimtek) pada tenaga kesehatan di Puskesmas.

     Giat bimtek program PTM dan Keswa yang ke-25 ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan Wijaya Kusuma Puskesmas Ampelgading yang terletak di Jalan Raya Tirtomarto No. 75 Dusun Krajan RT 22 RW 09 Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada hari Rabu (10/03/2021).

     Giat ini dihadiri oleh pemegang program (PP) PTM, PP Indera, PP UKS, PP Lansia, PP Keswa, dan 13 perawat desa yang berada di lingkungan kerja Puskesmas Ampelgading, meliputi: Tirtomarto, Tirtomoyo, Lebakharjo, Tawangagung, Mulyoasri, Simojayan, Tamanasri, Purwoharjo, Sonowangi, Sidorenggo, Tamansari, Wirotaman, dan Argoyuono.

     Acara bimtek ini dimulai pada pukul 09.20 WIB dengan diawali sambutan dari Kepala Sub Bagian Tata Usaha Totok Tri Kaharto, mewakili Kepala Puskesmas (Kapus) Ampelgading yang sedang dalam perjalanan. Pada kesempatan itu, Kasubag TU mengucapkan selamat datang kepada rombongan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan mohon maaf bila Kapus masih dalam perjalanan menuju ke Puskesmas, serta mohon bimbingan dari rombongan Dinkes dalam acara ini.

     Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari staf Keswa Gatot Sujono, S.St., M.Pd. Dalam sambutannya, Gatot mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas yang telah memfasilitasi kegiatan bimtek ini, dan mohon maaf apabila Kepala Seksi PTM dan Keswa tidak bisa hadir karena ada tugas mengawal revisi rancangan peraturan bupati perihal program SMARThealth.

     Menurut Gatot, bimtek kali ini berbeda dengan bimtek tahun-tahun sebelumnya. Kalau dulu tinggal ambil data saja, tapi bimtek sekarang diisi dengan peningkatan kualitas tenaga kesehatan utamanya perawat-perawat yang ada di desa untuk bisa memahami standar pelayanan minimal (SPM) dan sekaligus tahu cara-cara untuk memenuhi SPM tersebut.

     Usai sambutan, acara diteruskan dengan pemaparan materi “Bentuk Layanan Standar Pelayanan Minimal (Berdasarkan PMK No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM)”, yang disampaikan oleh  staf PTM Bastamil Anwar Aziz, S.Kep.Ns. Dalam sambutan itu, Bastamil mengingatkan kepada peserta bimtek bahwa dalam memenuhi pencapaian target sasaran SPM di setiap desa jangan sekali-kali mengandalkan pada kegiatan Posbindu saja. Kalau hal ini masih menjadi acuan, maka selamanya SPM tidak akan pernah tercapai target sasarannya.

     Kemudian pada kesempatan tersebut, Bastamil memaparkan capaian skrining tahun 2020 dan mengajari cara menghitungnya dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan oleh Kemenkes. Perawat-perawat yang hadir diminta untuk menghitung sendiri target sasaran tahun 2021 berdasarkan jumlah penduduk setiap desa dengan menggunakan rumus tersebut.

     Dengan mengetahui hitungan target sasaran, diharapkan perawat akan mengetahui langkah-langkah apa saja dalam mencapai SPM tersebut. Perawat bisa memanfaatkan waktu untuk mencicil skrining PTM di setiap ada kegiatan yang diadakan di desa.

     Setelah paham bagaimana cara menghitung target capaian SPM, peserta bimtek kemudian diajak untuk mempelajari ePuskesmas dan mempraktekkannya. Semua perawat diharapkan belajar semua agar bisa tahu bagaimana cara menginput data untuk menambah SPM. Mereka belajar ePuskesmas untuk Skrining Dalam Gedung dan Skrining Luar Gedung hingga benar-benar bisa.

     Pukul 10.56 WIB, acara diisi dengan pemaparan materi Indera yang disampaikan oleh staf PTM  Kristina Dewi, A.Md. Keb. Kristina berusaha menjelaskan perihal SPM Skrining Indera. Tahun 2020 capaian SPM dengan menggunakan rumus 40% dari jumlah penduduk di Puskesmas Ampelgading diperoleh angka 54,07%.

     Menurut Kristina, SPM Indera tidak bisa berjalan sendiri melainkan harus nebeng dengan kegiatan lain yang ada di desa tersebut. Oleh karena itu, perawat yang akan mencapai SPM Indera perlu ikut serta dalam kegiatan yang ada di desa itu, seperti Posyandu, UKS, Posbindu, dan lain-lain.

     Setalah materi Indera, acara bimtek dilanjutkan dengan pemaparan materi Keswa yang diisi oleh Gatot Sujono, S.St., M.Pd., staf Keswa. Gatot memulainya dengan menjelaskan proses rujukan ODGJ kepada peserta bimtek. Berdasarkan pengalaman dalam mengurus ODGJ yang tidak memiliki JKN sangatlah melelahkan. Oleh karena itu, perawat desa dihimbau untuk memperjuangkan ODGJ agar mendapatkan JKN dari Pemerintah Desa.

     Bila dilihat capaian di Puskesmas Ampelgading mengenai Keswa tergolong sudah baik. Banyak yang lebih dari 100%. Secara umum SPM sudah terpenuhi, tetapi bila dilihat dari PKP (Penilaian Kerja Puskesmas) Keswa masih terlihat estimasi yang cukup banyak.

     Menurut Gatot, idealnya ada di Posyandu Jiwa di setiap desa. Namun jika belum ada, sebaiknya dijadikan satu dengan kegiatan Posbindu. Dalam kohort, harus ada kunjungan pasien ke Puskesmas, kunjungan perawat ke pasien, dan kunjungan kader ke pasien.

     Selesainya pembahasan Keswa ini berarti selesai pula pemaparan materi yang ada. Acara pun kemudian dilanjutkan dengan closing statement dari Kapus Ampelgading drg. Rahmawati Daha. Kapus mengakui bahwa bimtek ini merupakan salah satu upaya dalam pencapaian SPM. Namun di Ampelgading ini, kendala geografis sering mempengaruhi pelaksanaan Posbindu. Perlu diketahui bahwa kondisi geografis di Ampelgading itu berbukit dan rawan longsor.

     Pada kesempatan itu juga, Kapus mengucapkan terima kasih kepada rombongan Dinkes yang telah memberikan banyak ilmu. Meski yang disuruh diundang adalah perawat, namun Kapus juga menghadirkan bidan desa. Menurut Kapus, bidan desa juga perlu tahu akan program ini sehingga nantinya bisa memberikan support kepada perawat desa dalam memenuhi capaian SPM.

     Sementara itu, Gatot Sujono dalam pernyataan penutupnya mengatakan bahwa sesungguhnya respon peserta bimtek sudah bagus, tinggal menantikan pelaksanaannya saja.

(Sumber : P2PTM Dinkes Kab Malang)

Berita Lain