Detail Berita

BIAN dan SH Jalan Bareng di Desa Kendalpayak

Tahun 2022 ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencanangkan program BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang menurun secara signifikan  akibat pandemi COVID-19.

BIAN adalah pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat. Program ini diwujudkan sebagai upaya menutup kesenjangan imunitas anak dengan melakukan harmonisasi kegiatan imunisasi tambahan (campak-rubela) dan imunisasi kejar (OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib).

 

               
Pegiat BIAN dan SH Desa Kendalpayak berpose bersama staf PTM Dinkes Kabupaten Malang

 

Tahap pertama Imunisasi Anak Nasional tahap pertama diselenggarakan pada bulan Mei 2022. Adapun wilayah pelaksanaannya adalah di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

 

Sedangkan untuk tahap kedua Imunisasi Anak Nasional dilaksanakan pada bulan Agustus 2022. Wilayah sasaran dari program imunisasi tahap kedua ini adalah Pulau Jawa dan Provinsi Bali. Salah satunya adalah BIAN yang diadakan hari ini, Kamis (11/08/2022), di rumah Rahmawati Sri Wahyuni, seorang kader Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) dan sekaligus menjadi kader SMARThealth (SH), yang terletak di Jalan Raya Kendalpayak No. 02 Dusun Watudakon RT 09 RW 06 Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Ancer-ancernya berada di selatan Warung Sate Kuda dan Ayam Bakar “Lumintu”, atau sebelah utara CV. Maharani Ion Produsindo.

Giat BIAN di Kendalpayak ini sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya, karena pada hari ini giat BIAN diikuti atau jalan bareng dengan Posbindu SH. Menurut perawat desa Kendalpayak, Adianse Ria Saputra, A.Md. Kep, hari ini dua giat dalam satu tempat. Mumpung pada kumpul dalam BIAN, jadi Posbindu SH juga bisa menyasar orangtuanya atau pendamping anak dalam melakukan imunisasi. Jadi, efektif kerjaannya. Sekali jalan berhasil mencapai dua sasaran: balita dan usia produktif.

 

        
Meja pendaftaran dan penimbangan dalam giat BIAN di Desa Kendalpayak

 

Acara giat ini dimulai pada pukul 08.00 WIB. Warga yang berdatangan ke rumah Rahmawati Sri Wahyuni, atau yang akrab disapa dengan Bu Yuyun ini, lansung masuk ke halaman melalui pintu pagar sebelah utara.

 

Mereka menuju ke meja pendaftaran dan penimbangan. Terlihat ada dua kader Posyandu Balita yang bertugas di meja itu, yakni Nur Imama dan Puji Rahayu. Nur Imama melakukan pendaftaran, dan Puji Rahayu mengerjakan pencatatan ke dalam buku besar.

Dari meja itu, orangtua atau pendamping anak akan mengantar anak untuk diukur berat badan, lingkar kepala, dan tinggi badannya. Petugas yang melakukan pengukuran itu adalah kader Posyandu Balita Lilik Dzuriatun Nafi’ah.

 

Meja doorprize bagi pengunjung BIAN di Desa Kendalpayak

 

Di tempat penimbangan tampak ada tiga alat, yaitu timbangan tidur, ayun, dan berdiri. Timbangan tidur Serenity biasa digunakan untuk anak umur 0 hingga 1,5 tahun. Namun kalau yang sudah bisa berdiri dan berani, anak itu bisa ditimbang dengan cara berdiri dengan menggunakan GEA Medical Electronic Personal Scale (Timbangan Elektronik Personal) EB 1623. Sedangkan yang tidak berani, bisa menggunakan timbangan ayun. 

 

Pada timbangan elektronik GEA, orangtua atau pendamping anak bisa sekalian melakukan pengukuran berat badannya. Hasil semua pengukuran untuk anak dicatatakan dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak, sementara untuk orangtua/pendampingnya nanti akan dituliskan pada Form Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di Posbindu.

Dari pengukuran itu, mereka akan bergeser ke meja di sebelah selatan, yaitu meja doorprize. Orangtua atau si anak akan mengambil kupon doorprize berupa lintingan kertas seperti dalam arisan. Di kertas itu akan terisi tulisan angka. Dari angka inilah, orangtua atau anak akan tahu, doorprize mana yang diambil. Karena di meja itu memang terisi penuh dengan doorprize yang telah dikasih angka.

 

Pemberian vitamin A oleh kader Posyandu

 

Setelah mengambil doorprize, mereka akan lanjut ke meja berikutnya yang berada di sebelah selatannya, yaitu meja vitamin dan input data. Meja tersebut diisi oleh kader Posyandu Lansia Kasri, dan perawat desa Kendalpayak.

 

Kader Posyandu Lansia membantu perawat memberikan vitamin A kepada anak. Di meja itu ada dua warna vitamin A. Vitamin A botol biru (warna biru) diperuntukkan bagi anak berumur 6 sampai dengan 11 bulan, sedangkan vitamin A botol merah (warna merah) diberikan untuk anak berumur 1 hingga 5 tahun.

Setelah itu, kondisi anak akan dilihat oleh perawat Adianse. Kondisi ini perlu dilihat untuk memastikan anak ini bisa terus lanjut mendapatkan imunisasi MR (Measles and Rubella/Campak-Rubela) atau tidak/dipending dulu. 

 

              
Tim SMARThealth UB saksikan perawat desa Kendalpayak input data dengan ASIK

 

Bila memungkinkan, anak langsung lanjut ke meja di sebelah selatannya yaitu menuju meja yang ditempati oleh bidan desa Kendalpayak, Siti Maisaroh, S.Tr.Keb., yaitu meja suntik imunisasi MR. Sementara itu, perawat Adianse akan lanjut melakukan input data ke dalam ASIK (Aplikasi Sehat IndonesiaKu).

 

Platform ASIK adalah aplikasi terpusat yang digunakan untuk input data, monitoring data perkembangan pasien untuk tenaga kesehatan layanan primer (Platform Puskesmas Terintegrasi). Ada dua bentuk aplikasi tersebut: web based dan aplikasi androidWeb based digunakan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas dan Posyandu Prima, sedangkan aplikasi android digunakan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan untuk pencatatan layanan luar gedung (kegiatan Posyandu).

Dari meja suntik imunisasi, mereka akan disambut oleh kader Posyandu Balita Lulus Djuliani yang bertugas memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan penyuluhan sebagai tanda bahwa giat pemeriksaan untuk anak sudah selesai dalam giat BIAN. 

 

Bidan desa Kendalpayak melakukan imunisasi MR

 

Untuk pulangnya harus melewati pintu pagar di sebelah selatan. Sebelum pintu pagar, terdapat meja pemeriksaan Posbindu SH. Orangtua/pendamping yang anaknya tidak rewel akan singgah dulu dalam skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) dalam giat SH.

 

Orangtua/pendamping akan diukur tinggi badan dan lingkar perut serta tekanan darah oleh kader Posyandu Lansia Endah Rismawati. Setelah itu, kemudian mereka bergeser ke tempat duduk di sisi selatan.

Di kursi itu, kader SH Rahmawati Sri Wahyuni, alias Bu Yuyun, akan mengecek kadar gula darah orangtua/pendamping anak tadi. Hasil pengukuran tadi dicatatkan dalam Form Deteksi Dini Faktor Risiko PTM beserta riwayat PTM keluarga/diri sendiri.

 

Giat Posbindu SH di sisi selatan arah pintu keluar

 

Sedianya hasil skrining tersebut langsung diinput dengan menggunakan aplikasi eKader, namun apa daya aplikasinya muyer-muyer terus. Jadi hingga selesai kegiatan, kader tidak bisa melakukan input data dengan aplikasi eKader.

 

Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) dan staf PTM Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Nur Ani Sahara, S.Kep.Ners, yang hadir dalam giat BIAN dan SH tersebut turut menyaksikan kelemotan aplikasi eKader tadi.

Dalam dua giat satu tempat itu, berhasil dilakukan rekapitulasi. Untuk giat BIAN dari target sasaran sebanyak 110 anak, yang hadir ada 97 anak. Namun yang berhasil mendapatkan suntik imunisasi MR ada 64 anak.

 

              
Lokasi giat BIAN dan SH di tepi jalan raya yang dibantu oleh Linmas untuk mengatur parkir

 

Sementara itu, dalam giat Posbindu SH. Dari target sasaran sebanyak 50 orang usia produktif, berhasil dilakukan skrining sebanyak 35 orang dengan rincian laki-laki ada 3 orang dan perempuan sebanyak 32 orang.

 

Dari 35 orang yang terskrining, terdapat 4 orang terindikasi memiliki faktor risiko hipertensi, dan 5 orang mempunyai faktor risiko diabetes mellitus.

Giat BIAN dan SH ditutup pada pukul 11.39 WIB bersamaan dengan kumandang adzan zuhur dari masjid yang ada di sekitar lokasi kedua giat tersebut. 

Sumber : P2PTM Dinkes Kab Malang

Berita Lain