Detail Berita

Pelatihan Kader Lansia dan Disabilitas Desa Karangpandan di GOR Garuda Bendo

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melalui Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) berkolaborasi dengan Economic & Social Research Council (ESRC), Universitas Katolik Atma Jaya, dan University of Southampton, UK, mengadakan Pelatihan Kader Lansia dan Disabilitas Desa Karangpandan di GOR Garuda yang beralamatkan di Jalan Garuda No. 17 Dusun Bendo RT 06 RW 02 Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, dalam dua hari ini, yaitu Senin (16/01/2023) hingga Selasa (17/01/2023).

Kegiatan ini dihadiri 4 orang dari Bidang Kesmas, 4 orang dari Bidang P2P, jajaran Puskesmas Pakisaji, Kepala Desa Karangpandan, Sekretaris Desa Karangpandan, Kaur Kesra Desa Karangpandan, Ketua TP-PKK Desa Karangpandan, Koordinator Kader Desa Karangpandan, 25 kader Lansia Desa Karangpandan, 8 kader Posyandu Disabilitas Desa Pakisaji, 2 kader Lansia Desa Kebonagung, 2 kader Lansia Desa Genengan, 2 kader Lansia Desa Kendalpayak, 1 kader Lansia Desa Wadung, 1 kader Lansia Desa Jatisari, 1 kader Desa Permanu, 1 kader Desa Glanggang, 1 kader Desa Wonokerso, 1 kader Desa Sutojayan, 1 kader Lansia Desa Karangduren, dosen/peneliti University of Southampton beserta asistennya, Dokter Muda Komunitas Universitas Brawijaya (UB) yang bertugas di Desa Karangduren, dan perwakilan Tim SMARThealth UB.

Kolaborasi itu ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik perawatan kader pada masyarakat lanjut usia (lansia), dengan harapan bahwa pengetahuan yang diperoleh akan dibagikan kepada pengasuh lansia di keluarganya.

Hari pertama pelatihan kader ini, dimulai pada pukul 08.57 WIB, maju tiga menit dari yang dijadwalkan. Master of Ceremony (MC) Indi Wahyuningtyas, A.Md.Kep, perawat Puskesmas Pakisaji, mengawali dengan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta pelatihan, dan diteruskan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipandu oleh video yang disorotkan ke layar.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Bidang (Kabid) Kesmas Gunawan Djoko Untoro, SKM, M.Si. Dalam sambutannya, Kabid Kesmas mengatakan bahwa memandang lansia tidak boleh dengan ketidakmampuan. Kelompok lansia ini masih memiliki eksistensi diri. 

Kita harus menciptakan lansia yang masih bisa mengembangkan diri. Ada sebagian yang menganggap lansia sebagai beban karena adanya kemunduran-kemunduran. Oleh karena itu, perlu adanya pendampingan.

Kader Lansia sebagai ujung tombak dalam hal ini. Meningkatkan kompetensi kader berarti meningkatkan masyarakat, karena terwakili oleh kualitas individu kadernya. Secara individu dan role model, kader menjadi jembatan transfer informasi. Di sini, kader berfungsi dalam jangka panjang dalam pendampingan lansia.

Sehingga, kader diharapkan bisa memantau secara berkala terhadap lansia. “Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memiliki perhatian terhadap pertemuan pelatihan ini,” ujar Kabid Kesmas mengakhiri sambutannya, dan terus berkenan membuka pelatihan ini.

Usai dibuka oleh Kabid Kesmas, acara berikutnya adalah sambutan dari Associate Professor dari University of Southampton, Dr. Elisabeth Schroeder-Butterfill. Mengawali sambutannya, dengan flashback. Dua puluh tahun lebih, Elisabeth sudah mengenal Desa Karangpandan dan orang yang sekarang menjadi Kepala Desa (Kades) Karangduren.

Setelah menghabiskan dua tahun sebagai peneliti di Institute of Population Research and Social Policy di Universitas Bielefeld, Jerman, Elisabeth kembali ke Inggris untuk pengajuan penelitian doktoralnya tentang tunjangan hari tua dan hubungan antar generasi di Indonesia dari tahun 1999-2000.

Penelitiannya tentang lansia di Desa Karangpandan telah mengantarkan Elisabeth memperoleh gelar D.Phill pada 2002. Sekarang ini, Elisabeth yang dikenal sebagai Gerontolog itu melakukan penelitian terkait lansia di 5 provinsi, yaitu Sumatera Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, NTT, dan Jawa Timur.

Melalui temuan awal dalam penelitian tersebut, Elisabeth mendorong untuk menyelenggarakan pelatihan kader Lansia di Desa Karangpandan. “Selain sebagai masukan, juga sekaligus sebagai rasa terima kasih saya kepada masyarakat Desa Karangdpandan,” terang Elisabeth.

Pukul 09.27 WIB, sambutan ketiga disampaikan oleh Kepala Desa (Kades) Karangpandan Djumain. Dalam sambutannya, Kades Djumain berpesan agar warga lansia jangan sampai terlantar. Peran keluarga sangatlah penting. Begitu juga dengan peningkatan kapasitas kader Lansia sangat diperlukan dalam pendampingan lansia di desa.

Selesai sambutan dari Kades Karangpadan, acara diisi dengan sesi foto bersama semua peserta dalam pelatihan ini, dan setelahnya semua kader minta foto tersendiri bersama Kades dan Elisabeth secara terpisah.

Pukul 09.51 WIB acara disambung pemaparan materi dari Bidang Kesmas Dinkes Kabupaten Malang, utamanya Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat (Kesgagizi). Materi 1 disampaikan oleh Sub Koordinator Substansi Kesgagizi dr. Helma Evi Yenni. Dalam materi 1 itu ada dua judul bahasan, yaitu  “Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas”, dan “Pemenuhan Gizi untuk Lanjut Usia.”

Kemudian materi 2 dibawakan oleh staf Substansi Kesgagizi, Mochamad Aditya Irawanto, S.T., dengan mengambil judul “Pelatihan Caregiver Bagi Kader Lansia Desa Karangpandan.” Sedangkan, untuk materi 3 diberikan oleh staf Substansi Kesgagizi, Restu Meida M., S.Kep.Ners, dengan titel “Pemanfaatan Toga Dan Akupresur Pada Lansia.”

Selesai pemaparan 3 materi tersebut, kemudian dibuka sesi tanya jawab. Dalam sesi ini ada 4 penanya yang ditujukan, dan semuanya dijawab dengan penjelasan yang gamblang kepada 4 orang penanya.

Acara Pertemuan Pelatihan Kader Lansia dan Disabilitas Desa Karangduren hari pertama ini selesai pada pukul 13.20 WIB. Dr. Elisabeth Schroeder-Butterfill bersama asisten penelitinya, Dyah Rahayuningtyas, berusaha menyalami seluruh kader peserta pelatihan ini, tepat di dekat pintu keluar GOR Garuda.

Berita Lain