Detail Berita

Giat Posbindu PTM di SMALOKA Sumberpucung

Puskesmas Sumberpucung mengandeng kader SMARThealth Desa Jatiguwi menggelar giat Posbindu PTM di SMA Negeri 1 Sumberpucung yang beralamatkan di Jalan Nusa, Dusun Mentaraman RT 31 RW 08 Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa (30/08/2022).

SMA Negeri 1 Sumberpucung dikenal dengan SMALOKA, singakatan dari SMA Lor Kali. Karena memang lokasi sekolah ini berada di ujung Jalan Nusa yang berada di sebelah utara sungai. Sungai itu berada di bawah lembah. Masyarakat setempat menyebutnya jurang. Jadi, yang datang dari arah Jalan Raya Sumberpucung-Kepanjen, senantiasa akan melewati jembatan di atas sungai tersebut dengan turunan dan tanjakan yang sukup tinggi.

Posbindu PTM ini bertujuan untuk mengetahui adanya faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) bagi tenaga pendidik maupun staf administrasi serta karyawan lainnya yang bertugas di SMALOKA. Skrining atau deteksi dini ini berguna untuk menemukan secara awal adanya kemungkinan seseorang terkena PTM atau memiliki faktor risiko.

 

                 
Kader berpose bersama Kepala Sekolah dan tenaga keehatan Puskesmas Sumberpucung 

 

Dengan diketahuinya faktor risiko PTM secara dini pada seseorang maka pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan sedini mungkin. Sementara itu, bagi yang sudah terkena maka penting sekali mengendalikan PTM yang disandangnya agar tidak terjadi komplikasi, kecacatan maupun kematian dini akibat PTM serta untuk meningkatkan kualitas hidup.

 

Giat Posbindu PTM yang digawangi Pemegang Program (PP) PTM Istitik Wahyuni, A.Md. Keb., S.Kep. Ners dan dibantu oleh Pemegang Program Usaha Kesehatan Kerja (UKK) Ikrima Ifadah, S.ST ini, dimulai pada pukul 08.00 WIB.

Giat ini menempati selasar lantai 1 yang berada antara Ruang BP/BK dan Ruang UKS SMALOKA. Meja pemeriksaan yang diatur berderet dari selatan menuju ke utara. Tenaga pendidik, tenaga administrasi maupun security akan memnulai pemeriksaan dari meja 1 yang berada di sisi selasar paling selatan.

 

Suasana meja 1: pendaftaran dan antropometri

 

Meja 1 merupakan meja pendaftaran. Di meja 1 ada dua kader Posyandu Lansia yang bertugas, yaitu Lina Septiningsih dan Sri Wahyuningtyas. Kader Lina akan melakukan registrasi bagi mereka yang melakukan pendaftaran dengan mengisikan bidodata mereka ke dalam Kartu Pemantauan Faktor Risiko PTM, Riwayat Kesehatan, dan Self-Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29). 

 

Ketiga lembar form ini akan disuruh bawa mereka untuk pemeriksaan berikutnya. Usai menerima ketiga form tersebut, mereka akan diukur berat dan tinggi badan serta lingkar perut oleh kader Sri Wahyuningtyas. Hasil pengukurannya akan dituliskan dalam lembar Kartu Pemantauan Faktor Risiko PTM dan Riwayat Kesehatan.

Dalam pengukuran berat dan tinggi badan, kader Sri menggunakan timbangan SMIC OneMed OD205 milik SMALOKA, yaitu timbangan badan injak model analog jama sekaligus pengukur tinggi badan dengan pipa berskala untuk segala usia.

 

Pengukuran tekanan darah di meja 2

 

Setelah itu, mereka akan bergeser ke meja 2 yang digunakan untuk pengukuran tekanan darah. Ada dua kader SMARThealth yang memberikan layanan pengukuran tensi, yaitu Yuli Prastyorini dan Umi Hanik. Hasil pengukurannya juga dicatatkan dalam kedua lembar form seperti hasil pengukuran antropometri sebelumnya.

 

Dari meja 2, mereka akan bergeser ke meja 3 yang berada di sebelah utaranya. Di meja 3 ini, mereka akan mendapatkan layanan pemeriksaan gula darah dan kolesterol oleh kader SMARThealth Ana Dwityaningsih dan perawat Desa Jatiguwi Yusvika Triswindari, A.Md.Kep. Hasil pengukuran gula darah maupun kolesterol dimasukkan dalam kedua lembar form juga.

Selesai di meja 3, mereka akan lanjut ke meja 4 yang berada di sebelah utara meja 3. Di  meja 4 ada dua dokter insternship Puskesmas Sumberpucung, yaitu dr. Cindy Priskila Panjaitan dan dr. Sari Marlina Sudin, yang bertugas melakukan skrining faktor risiko PTM dan sekaligus memberikan konseling maupun edukasi bagi mereka dari hasil pengukuran dan pengisian ketiga form yang dibawanya. Kedua dokter tersebut dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (FK UKI) Jakarta.

 

Skrining dokter, konseling dan edukasi di meja 4

 

Dari meja 4, mereka akan melanjutkan ke meja 5. Meja 5 ini meja terakhir dari pemeriksaan dalam giat Posbindu PTM yang diadakan di SMALOKA. Meja 5 itu merupakan meja pemeriksaan mata. Petugas yang melakukan pemeriksaan mata adalah dr. Dian Rosalia dan dr. Herisa Rahmasari. Keduanya merupakan PPDS (Prodi Pendidikan Dokter Spesialis) Mata RSSA (RSUD Dr. Saiful Anwar)  Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB).

 

Dalam pemeriksaan mata, kedua PPDS itu memakai tes ketajaman mengintip (peak acuity test). Peak acuity adalah aplikasi penglihatan berbasis smartphone yang dikembangkan oleh para ahli mata untuk memungkinkan siapa saja memeriksa ketajaman visual hanya dengan menggunakan smartphone Android.

Mengutip dari laman peekvision.orgPeak acuity membantu menyaring dan mengidentifikasi orang-orang yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pemeriksaan rinci dari ahli kesehatan yang berkualifikasi.

 

Pemeriksaan mata oleh PPDS Mata RSSA FKUB

 

Usai dari meja 5, mereka bisa meninggalkan tempat dan lembar form yang telah dibawa berkeliling dalam pemeriksaan, diserahkan kepada kader SMARThealth Parlindaning Rahayu untuk dimulai input data dengan menggunakan aplikasi eKader. Kendati sinyalnya lemot, namun terlihat kader masih bisa melakukan input data.

 

Setelah kader yang berada di meja 2 dan 3 longgar, mereka langsung membantu input data di sisi utara meja 5. Sepintas terlihat seperti lomba dalam memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77.

Acara giat Posbindu PTM di SMALOKA ditutup pada pukul 12.00 WIB. Tim SMARThealth UB yang mengikuti jalannya giat Posbindu tersebut, turut menyaksikan penghitungan rekapitulasi di meja 1. Dari target sasaran sekitar 110 orang di SMALOKA, berhasil diperiksa sejumlah 70 orang dengan rincian 34 laki-laki dan 36 perempuan. Dari semua yang terperiksa, ada 20 orang yang terindikasi memiliki faktor risiko hipertensi dan 1 orang diabes mellitus. 

Sumber : P2PTM Dinkes Kab Malang

Berita Lain