Detail Berita

Jogomulyan, Desa Terdampak Parah Gempa di Kecamatan Tirtoyudo

Desa Jogomulyan merupakan salah satu desa penghasil kopi yang ada di Kecamatan Tirtoyudo. Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB) pernah berkunjung ke desa ini setahun yang lalu sebanyak dua kali dalam rangka pilot test Discrete Choice Experiment for Kaders, yaitu Rabu (15/01/2020), dan Senin (20/01/2020).

Hari Rabu (14/04/2021) ini, Tim SMARThealth UB berkesempatan menyambangi Desa Jogomulyan lagi. Kali ini Tim SMARThealth UB ikut dalam rombongan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dengan Dinkes Provinsi Jawa Timur melalui Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim.

 

Posko Pengungsian Desa Jogomulyan di Lapangan Jogomulyan

 

Kunjungan lapangan ini merupakan langkah awal untuk mengetahui kejadian yang diakibatkan oleh gempa yang berpusat di Samudera Indonesia, 90 Km barat daya Kabupaten Malang pada koordinat 8,95 LS dan 112. 48 BT di kedalaman 25 Km. Setelah itu, Tim Teknis akan melaksanakan survey lapangan untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa para pengungsi, baik yang tinggal di tenda pengungsian maupun yang mengungsi pada keluarga/kerabat.

Sebelum melakukan kunjungan lapangan, Dinkes melakukan koordinasi dengan Puskesmas Tirtoyudo. Di Puskesmas Tirtoyudo, Dinkes (Provinsi Jatim dan Kabupaten Malang) mendapat penjelasan terlebih dahulu dari Kepala Puskesmas (Kapus) Tirtoyudo, drg. Ivan Drie perihal gambaran gempa bumi di wilayah kerja Puskesmas Tirtoyudo.

 

Audiensi dengan Kades Jogomulyan

 

Setelah itu, Kapus Tirtoyudo mendampingi Dinkes berkeliling ke desa-desa yang terdampak berat gempa Malang tersebut. Desa pertama yang dikunjungi adalah Desa Jogomulyan dengan pertimbangan desa itu merupakan desa terdampak parah yang diakibatkan gempa di Kecamatan Tirtoyudo.

Tiba di Balai Desa Jogomulyan pada pukul 11.13 WIB. Rombongan Dinkes diterima langsung oleh Kepala Desa (Kades) Jogomulyan Maderah Nur Wibowo di tenda besar berwarna hijau tua yang didirikan di halaman depan Balai Desa oleh PMI Kabupaten Malang, tepat di depan Pendopo Balai Desa yang mengalami kerusakan akibat guncangan gempa.

 

Ponkesdes dan Balai Desa Jogomulyan mengalami kerusakan


Sebagai pembuka kata, Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kabupaten Malang Paulus Gatot Kusharyanto, SKM memperkenalkan diri rombongan Dinkes, dan mengutarakan maksud serta tujuan ke desa ini. Kemudian disusul dengan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Pemegang Program Jiwa Dinkes Jatim Dedi Supriyadi, ST dan diteruskan dengan sejumlah pertanyaan oleh Ketua Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim, Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, M.Kep., Sp.Kep. J.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada Kades Jogomulyan tersebut umumnya berkisar ingin mengetahui kondisi daerah terdampak di desa ini, dan kemudian mereka juga menyampaikan kepada Kades Jogomulyan perihal rencana tindak lanjut upaya pendampingan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) terhadap warga yang terdampak serta melakukan skrining kesehatan mental di desa tersebut dengan menggunakan instrumen Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29).

 

Rumah penduduk alami kerusakan berat

 

Pada hari kunjungan ini, tercatat ada 19 fasilitas publik mengalami kerusakan. Fasilitas publik itu berupa masjid, mushola, sekolah, dan Balai Desa Jogomulyan. Di semua dusun yang ada di Desa Jogomulyan melaporkan ada kerusakan fasilitas publik.

Sementara mengenai kerusakan bangunan rumah di Desa Jogomulyan, tercatar 141 unit rumah rusak berat, 200 rusak sedang dan 17 rusak ringan. Dilaporkan pula 3 orang mengalami luka berat, 3 orang menderita luka sedang, dan yang luka ringan belum terekap semua.

 

Skrining menggunakan SRQ-29

 

Usai audiensi dengan Kades Jogomulyan, rombongan Dinkes kemudian menyebar untuk menjumpai warga yang terdampak gempa Malang. Rombongan itu lalu dipencar dengan didampingi dari tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut, baik dari Puskesmas Tirtoyudo maupun dari Ponkesdes Jogomulyan.

Rombongan itu dipandu berkeliling di Dusun Sumber Manggis yang jaraknya berdekatan dengan Balai Desa. Mahasiswa S2 Keperawatan Jiwa FKUB dan Institut Teknologi, Sains dan Kesehatan (ITSK) RS dr. Soepraoen yang diajak Tim Teknis melakukan skrining kesehatan mental dengan menggunakan SRQ-29 ke sejumlah rumah. Sedangkan Dr. Heni dengan asistennya Ns. Alfunnafi’ Fahrul Rizzal, M.Kep. Sp.Kep.J berjalan ke Posko Pengungsian yang ada di lapangan Jogomulyan. Posko itu berupa tenda besar berwarna biru yang didirikan BNPB untuk menampung beberapa keluarga. Rumah mereka mengalami rusak berat yang lokasinya berada di seberang jalan dari tenda tersebut.

 

Posko Komando Bencana Desa Jogomulyan

 

Tampak mendampingi Tim Teknis Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Dinkes Jatim itu adalah perawat Desa Jogomulyan Number Eva, A.Md.Kep, staf Dinkes Jatim dr. Sylvia Sari, dan Tim SMARThealth UB.

Di dalam tenda itu, Tim Teknis melakukan upaya intervensi dengan terapi psikososial terstruktur berupa latihan tarik napas dalam, latihan hipnosis 5 jari, dan latihan relaksasi otot progresif. Upaya intervensi ini memakan waktu selama satu jam.

 

Latihan Relaksasi Otot Progresif


Setelah itu, penghuni tenda yang dewasa diskrining kesehatan mentalnya dengan menggunakan instrumen SRQ-29. Bagi yang bisa membaca, Tim Teknis akan memberikan kuesionernya beserta bolpoin untuk mengisi sendiri. Sedangkan bagi yang tidak bisa membaca Ns. Alfunnafi’ Fahrul Rizzal dan perawat Number Eva, A.Md.Kep berusaha mewawancarai dengan kuesioner tersebut.

Setelah itu, rombongan Dinkes kembali ke tenda Posko Komando yang ada di Balai Desa. Mereka berdiskusi sebentar sebelum melanjutkan perjalanannya untuk mengunjungi Desa Sumbertangkil yang berada di sebelah selatan desa ini. Rombongan Dinkes berpamitan, dan meninggalkan Balai Desa Jogomulyan pada pukul 13.40 WIB. 

(Sumber : P2PTM Dinkes Kab Malang)

Berita Lain