Detail Berita

Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka di Hotel Cakra Residence Turen

Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan, dikarenakan kelompok masyarakat yang terpapar adalah usia produktif. Posbindu menjadi tempat yang sangat penting perannya dalam pelayanan kesehatan dalam rangka mencegah PTM.

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) menyelenggarakan “Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka” yang digelar di Cakra Residence Hotel yang beralamatkan di Jalan Kawi No. 1 RT 06 RW 20 Kelurahan Turen, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (03/06/2021).

Pertemuan Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang

 

Dunia saat ini sedang menghadapi pandemi yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (virus Corona) dan infeksinya yang disebut COVID-19. Infeksi virus ini awalnya ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 dan telah menyebar dengan cepat ke berbagai belahan dunia.

Pandemi COVID-19 telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari, dari bekerja atau belajar di rumah sampai pesan makan secara online. Banyak kegiatan yang berhubungan dengan kemasyarakatan ‘dipending” dulu, di antaranya giat Posbindu di desa-desa yang ada di Indonesia, tak terkecuali Kabupaten Malang.

 

dr. Faridha Cahyani dari Dinkes Jatim beri pemaparan Posbindu PTM Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

 

Seseorang yang hidup di lingkungan baru tentu membutuhkan orientasi agar lebih bisa memahami situasi yang ada di dalamnya. Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka ini merupakan perkenalan kepada penyelenggara dan pelaku dalam giat Posbindu untuk bisa menentukan sikap berupa arah dan pandangan pikiran bersama dalam penyelenggaraan Posbindu pada situasi dan kondisi yang berbeda dengan sebelumnya.

Acara Orientasi Posbindu ini dimulai pada pukul 09.00 WIB. Master of Ceremony (MC) Dita Trisnaningtyas, S.Kep. Ners dari Puskesmas Turen mengawali dengan acara menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian membacakan susunan acaranya dan diteruskan dengan doa terlebih dahulu sebelum memasuki acara selanjutnya.

 

Peserta Pertemuan Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka di Turen

 

Setelah itu diisi dengan sambutan dari Camat Turen yang kebetulan berhalangan hadir karena ada tugas di Kabupaten Malang. Sambutan kemudian dibacakan oleh Sekretaris Camat (Sekcam) Bayu Jatmiko, S.STP. Dalam sambutannya, Sekcam mengatakan bahwa Posbindu merupakan upaya pencegahan, pengendalian dan tata laksana terintegrasi PTM yang dilaksanakan secara rutin, komprehnesif dan terintegrasi dengan pendekatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). Di mana penyelenggaraannya terkoneksi antara kader kesehatan terlatih, perawat desa dan dokter Puskesmas dalam pencegahan dan pengendalian PTM.

Di tahun 2020 Bupati Malang telah berkomitmen untuk mereplikasi ke 378 desa dan 12 kelurahan secara bertahap dari tahun 2020 hingga 2024, dan pada tahun 2021 ini akan dilakukan replikasi ke 85 des/kelurahan termasuk Kecamatan Turen dengan 17 desa/kelurahan.

 

Kader Posbindu Turen turut menyimak pemaparan materi

 

Untuk mewujudkan Posbindu SMARThealth maka diperlukan sosialisasi, advokasi dan sinergisitas dalam pengembangan Posbindu SMARThealth bagi pemangku kepentingan di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan serta tenaga kesehatan dan kader kesehatan di desa/kelurahan agar mempunyai satu pemahaman, pemikiran untuk mampu melakukan deteksi dini, penanganan kasus risiko tinggi PTM sampai dengan upaya promosi pencegahan terjadinya faktor risiko PTM serta pemeliharaan kesehatannya yang terindikasi PTM.

Setelah itu dengan mengucap “Bismillahirrahmanirrahim” Pertemuan Orientasi Posbindu Tingkat Kecamatan Turen di Kabupaten Malang Tahun 2021 secara resmi dibuka oleh Sekcam. Tampak hadir dalam orientasi itu adalah Dinkes Jatim, Dinkes Kabupaten Malang, Danramil dan Kapolsen Turen, Kepala Puskesmas Turen, Kepala Desa/Kelurahan di Kecamtan Turen, Pengurus TP-PKK Tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan, Kader Posbindu se-Kecamatan Turen, LSM dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

 

Ruang Pertemuan Hotel Cakra Residence Turen

 

Setelah pembukaan, dilakukan coffee break untuk rehat sejenak guna persiapan acara selanjutnya, yaitu pemaparan materi 1 dengan judul “Posbindu PTM Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru” yang disampaikan oleh dr. Faridha Cahyani dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dalam materinya, dr. Faridha Cahyani mengatakan bahwa PTM itu sesungguhnya bisa ditangani dengan melakukan pencegahan faktor risikonya dengan perubahan gaya hidup, deteksi dini, dan pengobatan yang cepat dan tepat.

Menurut World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, 70% PTM dapat dicegah, dan 7 dari 10 orang dapat dicegah melalui pengenalan faktor risiko tersebut. Oleh karena itu, menurut dr. Faridha, peran Posbindu ini sangatlah penting dalam melakukan deteksi dini faktor risiko tersebut.

Usai materi 1, MC Dita mengajak melakukan Senam Cerdik Bersama untuk menambah semangat dalam mengikuti Orientasi Posbindu Melalui Tatap Muka ini. Senam yang diikuti peserta pertemuan orientasi ini mengikuti video Senam Cerdik Bersama yang diputar melalui layar presentasi.

Kemudian disusul dengan pemaparan materi 2 dengan judul “Pengendalian Komorbid PTM Pada Kasus Kesakitan dan Kematian COVID-19 dengan Program SMARThealth di Kabupaten Malang” yang disampaikan oleh Paulus Gatot Kusharyanto, SKM dari Dunas Kesehatan Kabupaten Malang. Pada paparan materinya, Paulus Gatot menjelaskan Program Inovasi SMARThealth yang telah dilakukan di Kabupaten Malang. Uji coba di 4 desa pilot project tahun 2018 ditemukan kader terlatih mampu mendeteksi dini 90% penduduk usia 40 tahun ke atas dan ada sekitar 23% terdeteksi risiko tinggi PTM/Kardiovaskular.

Lebih lanjut Paulus Gatot, mengatakan bahwa evaluasi capaian SMARThealth tahun 2019 terlihat indikator perbedaannya. Capaian skrining PTM/Jantung 23% di tahun 2016 dan pada awal tahun 2019 mengalami kenaikan menjadi 91%. Cakupan warga risiko tinggi yang minum obat 6% pada tahun 2016 dan berubah menjadi 70% pada awal tahun 2019. Cakupan warga risiko tinggi yang diintervensi 0% pada tahun 2016 berubah menjadi 45% pada awal tahun 2019. Pengetahuan kader tentang penyakit jantung semula hanya 5% di tahun 2016 berubah menjadi 90% pada awal tahun 2019. Ketrampilan kader melakukan deteksi dini jantung di tahun 2016 semula 0% berubah menjadi 100% pada awal 2019. Pengetahuan tenaga kesehatan di Ponkesdes tentang penyakit Jantung 50% pada tahun 2016 telah berubah menjadi 100% pada awal tahun 2019. Demikian pula halnya dengan pengetahuan tenaga kesehatan dalam perencanaan obat yang semula hanya 50% di tahun 2016 berubah menjadi 100% pada awal tahun 2019.

Pada sesi materi 2 ini, bermunculan sejumlah pertanyaan dari peserta pertemuan terkait Posbindu SMARThealth. Pertanyaan tersebut merupakan wujud keingintahuannya, terlebih akan direplikasi di Kecamatan Turen pada tahun 2021 ini. Mulai dari perangkat kelurahan hingga kader-kadernya.

Dalam menjawab pertanyaan ini, Paulus Gatot didampingi oleh Koordinator PTM Dinkes Kabupaten Malang Nur Ani Sahara, S.Kep. Ners. Mereka menjelaskannya dengan mengilustrasikan dari desa atau kelurahan lain yang telah melakukan replikasi SMARThealth.

Setelah itu, acara berikutnya diisi dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Nova dari perawakilan BeneCheck. BeneCheck adalah alat tes untuk pemeriksaan kesehatan menggunakan sampel darah kapiler dari jari. Pengambilan sampel darah menggunakan jarum sekali pakai (lancet) dan hasil pemeriksaan akan ditampilkan di layar dalam hitungan detik. Prosedur pemeriksaan yang sederhana, cepat, tidak sakit membuat BeneChek cocok digunakan sebagai alat untuk skrining kesehatan. Menggunakan teknologi amperometrik dengan proses elektrokimia yang unik, strip tes akan memudahkan prosedur pemeriksaan dengan penyerapan sampel darah secara otomatis dengan sistem kapiler untuk dibaca oleh alat.

Pada kesempatan itu, Nova menerangkan bahwa BeneChek selama ini telah menjadi rekanan dalam pengadaan alat tes untuk mengukur gula darah, kolesterol maupun asam urat. BeneChek Plus 3 in 1 adalah alat cek darah multi-parameter yang mampu melakukan skrining kolesterol, gula darah, dan asam urat hanya dengan menggunakan satu alat. Selain itu, BeneChek juga mengeluarkan produk alat tes tersebut dalam bentuk per alat, bukan yang multi-parameter.

Di samping itu, sebagai rekanan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, BeneChek bersedia membantu konsultasi sebagai layanan purna jualnya.

Usai pemaparan dari BeneChek, dilanjutkan dengan rencana tindak lanjut sebagai bentuk komitmen kita bersama dengan pelaksanaan pelayanan Posbindu dalam Program Pencegahan dan Pengendalian PTM di Kecamatan Turen, dan Kecamatan Turen bersama Puskesmas Turen menyatakan siap melaksanakannya.

Sebagai closing ceremony, MC Dita menyampaikan sebuah pantun yang berbunyi:

“Makan duren, dicampur gula aren.
Makin sedap, sambil dengerin lagu.
Posbindu Turen, selalu keren.
Kader sigap, PTM dtangani terpadu.”

Dengan keluarnya pantun tersebut, selesai sudah rangkaian acara pertemuan Orinetasi Posbindu Melalui Tatap Muka yang diadakan oleh Dinkes Jatim di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, dan kemudian para peserta pertemuan dipersilakan menuju ke sebelah barat gedung pertemuan ini untuk makan siang yang telah disediakan oleh panitia pertemuan Orientasi melalui Catering Srikandi Hotel Cakra Residence Turen.

(Sumber : P2PTM Dinkes Kab Malang)

Berita Lain